RESUME KE-5 GEL.12

RESUME KE-5 GEL.12

Belajar menulis bersama Guru Agung

========================

 

Rabu, 10 Juni 2020, kembali menunggu pemateri yang akan hadir untuk berbagi pengalaman menulis. Hari ini yang akan hadir adalah Bapak Agung Pardini biasa dipanggil dengan sebutan Guru Agung, lahir pada jumaddil Awwal 1401 H, beragama islam, dengan status sudah menikah.

Berikut adalah riwayat karier beliau:

2001 – 2008   :   Pengajar di banyak lembaga pendidikan non-formal

 

2006 – 2007   :   Korektor Buku Mata Pelajaran (Asisten Editor) di ESIS / Erlangga

 

2008 – 2012   :   Trainer dan Konsultan Pendidikan di MAKMAL PENDIDIKAN LPI-DD

 

2012 – 2014   :   Manajer Pengembangan Kualitas Pendidikan MAKMAL PENDIDIKAN

 

2010 – skrg     :   Pengasuh  PAUD Nusa Indah Cibinong

 

2014 – 2016   :   Direktur Sekolah Guru Indonesia

 

2016 – skrg    :    Master Teacher Sekolah Guru Indonesia

 

2017 – 2018    :   GM Sekolah SMART Ekselensia Indoensia Dompet Dhuafa

 

2019 – skrg    :   GM Sekolah Kepemimpinan Bangsa yang mengelola Bestudi ETOS.ID                  dan Beasiswa Aktivis Nusantara (BAKTI NUSA)

 

Karya artikel beliau yaitu:

 

1. Sekolah Berbasis Masyarakat    Jurnal Bogor, 17 Oktober 2009 Opini

2. Mengajar Siswa Gemar Membaca       Radar Bogor, 8 Maret 2010 Opini

3. Pendidikan dalam Alienasi Birokrasi Koran Tempo, 16 Mei 2013   Opini -    Advertorial

4. Transformasi Kelas Ajar, Opini Republika, Januari 2020

 

Saat ini beliau bekerja di Dompet Dhuafa. Salah satu program Dompet Dhuafa yang sejak 2009 kami kerjakan adalah SGI (Sekolah Guru Indonesia). Beliau aktif menggerakkan kegiatan menulis untuk guru-guru di pelosok.

Ada beberapa ragam jenis kegiatan menulis dan berkarya yang biasa diberikan kepada guru-guru di pelosok. Outputnya tidak semua berupa buku, ada yang berbentuk PTK, jurnal, media pembelajaran, puisi, dan lain sebagainya.

Terkait dengan percetakan, alhamdulillah semua dibiayai oleh donasi zakat yang dikelola oleh Dompet Dhuafa. Buku-buku ini tidak diperjual belikan. Namun akan dibagikan secara gratis buat guru-guru di daerah lain yang membutuhkan. Ahamdulillah buku-buku ini dapat memberi manfaat dan masukan bagi inovasi pembelajaran di daerah lain.

Dompet Dhuafa sudah punya beberapa program, salah satunya adalah School of Master Teachers atau SMT. Saat ini tengah diselenggarakan di NTB, Sulsel, Sulbar, dan Sulteng. Lama programnya adalah 3 hingga 4 bulan. Tugas akhirnya adalah membuat PTK.

Beliau juga menampilkan buku-buku yang berkaitan dengan inovasi pembelajaran untuk guru. Menyediakan buku sesuai dengan genre, untuk inspirasi bagi guru-guru yang mengabdi di pelosok. Mereka memiliki cara unik untuk mengajarkan guru-guru menulis. Yakni dengan menulis "Jurnal Perjalanan Guru." Jurnal ini wajib dikerjakan oleh setiap guru yang sedang mengikuti proses pembinaan di kampus SGI.

 

Setiap malam mereka harus menulis pengalaman mereka selama si siang hari. Modelnya bisa macam-macam. Ada yang curhat, sampai ada yang membahas suatu teori kependidikan dan kepemimpinan. Setelah pagi tiba, sebelum beraktivitas dalam pembinaan, semua jurnal tasi dikumpulkan untuk diapresiasi dan ditanggapi. Jadi ini bisa jadi semacam refleksi dan evaluasi.

 

Melalui jurnal ini, mereka para pengelola dan dosen jadi tahu tentang perasaan dan pikiran yang tengah bergejolak di hati mereka. Jika ada perasaan hati yang negatif, kita bisa langsung coaching atau konseling. Kebiasaan menulis jurnal harian ini, membuat guru jadi terlatih menulis.

 

Kalau tidak banyak membaca, bakalan tidak banyak yang akan ditulis. Ini untuk melatih kepekaan literasi. Kegiatan mereka juga ada bedah buku rutin. Ada yang harian, ada yang mingguan.

 

Dalam proses pembinaan guru di SGI, setiap pagi diadakan apel. Dimana yang bertugas sebagai pembina apel (bergantian), dialah yang akan memberi kajian bedah buku. Tidak harus yang berat-berat, novel pun bisa.

 

Selain bedah buku, untuk memantau kemajuan bacaan para guru, setelah apel biasanya ada aktivitas "Semangat Pagi". Maksudnya memberi motivasi secara bergantian, dengan menggunakan kata-kata yang diambil dari para tokoh. Ini efektif juga buat meningkatkan kepekaan literasi buat para guru. Mereka sangat percaya bahwa menulis buat para guru adalah lompatan dan percepatan peningkatan kapasitas, kompetensi, dan rasa percaya diri.

 

Berdasarkan sajian materi di atas, saya dapat mengambil kesimpulan penting yaitu, untuk menjadi penulis harus rajin membaca. Karena dengan membaca banyak membantu kita dalam menyusun kalimat yang menarik dan nyaman untuk dibaca.

 

Kemudian dengan membuat jurnal menulis yang teratur setiap hari akan sangat membantu kedisiplinan. Apalagi ditambah dengan bedah buku, jadi kita akan tahu letak kekurangan dari tulisan.

 

Kesimpulan terakhir adalah, menulis membuat lompatan tinggi dalam percepatan peningkatan kapasitas, kompetensi, dan rasa percaya diri seorang guru (penulis). Kalimat ini menjadikan cambukan bagi saya pribadi agar makin semangat menoreh karya dalam tulisan.

 

Salam Motivasi

Palangka Raya, 11 Juni 2020.

Katmie,S.Pd.,M.Pd

 

 

 


Komentar

  1. Keren bu...👍👍
    Kalimat terakhirnya sangat jelas...

    BalasHapus
  2. Kalau tidak banyak membaca, bakalan tidak banyak yang akan ditulis. Menulis selaras dgn membaca. Setuju!

    BalasHapus
  3. Kalau tidak banyak membaca, bakalan tidak banyak yang akan ditulis. Menulis selaras dgn membaca. Setuju!

    BalasHapus

Posting Komentar

Palus Wei (silakan koment)

Postingan populer dari blog ini

GOHONG RAWAI JAKATAN RAYA (TUMBANG JUTUH)

PELURU SEMANGAT DARI BU TERE

AMUNISI MOTIVASI DARI PAK DEDI